Perkembangan siswa tidak hanya diukur dari segi akademik, tetapi juga dari

aspek psikologis dan emosional. Salah satu aspek penting adalah Self Disclosure

(keterbukaan diri), yakni kemampuan siswa untuk mengungkapkan pikiran,

perasaan, dan pengalaman pribadi kepada orang lain secara tepat. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui gambaran umum tingkat Self Disclosure siswa,

merancang layanan Bimbingan Kelompok dengan teknik Assertive Training, serta

menguji efektivitas dalam meningkatkan Self Disclosure siswa kelas XI SMAN 4

Pandeglang tahun ajaran 2025/2026. Penelitian diharapkan dapat memberikan

kontribusi teoritis bagi pengembangan ilmu Bimbingan dan Konseling serta

manfaat praktis bagi Guru Bimbingan Konseling sebagai alternatif layanan untuk

meningkatkan keterbukaan diri siswa.

Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif dengan metode quasi

eksperimen dengan desain nonequivalent control group design. Populasi

penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 4 Pandeglang yang berjumlah

456 siswa. Sampel penelitian ditentukan melalui purposive sampling sebanyak 20

siswa, terdiri atas 10 siswa kelompok eksperimen (memiliki tingkat Self

Disclosure rendah) dan 10 siswa kelompok kontrol (memiliki tingkat Self

Disclosure sedang). Instrumen penelitian menggunakan angket Self Disclosure

yang disusun berdasarkan enam aspek menurut Hargie (2011). Analisis data

dilakukan dengan teknik nonparametrik Wilcoxon Signed Ranks Test

menggunakan bantuan program SPSS versi 20.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan skor rata-rata kelompok

eksperimen dari 74,3 (pretest) menjadi 88,5 (posttest). Uji Wilcoxon

menghasilkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, sehingga hipotesis nol ditolak.

Kesimpulannya, Bimbingan Kelompok dengan teknik Assertive Training efektif

dalam meningkatkan Self Disclosure siswa kelas XI SMAN 4 Pandeglang.

Kata Kunci: Self Disclosure, Bimbingan Kelompok, Assertive Training.